Meluruskan
Sejarah Islam
(Studi Kritis Peristiwa Tahkim)
Judul buku : Meluruskan Sejarah Islam (Studi Kritis Peristiwa
Tahkim)
Penulis :
Dr. Muhammad Mahzum
Alih bahasa : Drs. Rosihon Anwar, M.Ag
Penerbit :
CV Pustaka Setia
Tahun terbit : 1999
Kota terbit : Bandung
Persoalan tahkim yang terjadi pada malam
Rabu, 13 hari terakhir bulan Shafar tahun 37 H yang berlangsung di Dumah
Al-Jundal antara Ali dan Mu’awiyah sesungguhnya bahwa Ali r.a. menerima tahkim
atas kehendaknya sendiri, bukan karena paksaan dari pihak luar.
Para sejarawan bersepakat bahwa pemicu perselisihan antara keduanya adalah tuntutan qisas bagi pembunuh Utsman. Ali memerangi Mu’awiyah karena ia menolak kebijakan-kebijakan Ali di seluruh daratan Syam, padahal Ali merupakan imam yang wajib ditaati.
Para sejarawan bersepakat bahwa pemicu perselisihan antara keduanya adalah tuntutan qisas bagi pembunuh Utsman. Ali memerangi Mu’awiyah karena ia menolak kebijakan-kebijakan Ali di seluruh daratan Syam, padahal Ali merupakan imam yang wajib ditaati.
Terdapat banyak perselisihan antara
aliran-aliran kalam yang telah membuka pintu perdebatan berkepanjangan yang
cukup melelahkan kaum muslimin. Bermunculannya aliran-aliran bid’ah dan sesat
akibat peristiwa fitnah, mendorong kaum minoritas umat Islam sebagian ulama fiqh, para ulama, dan para
pembawa sunnah untuk bersatu dalam barisan yang kokoh yaitu aliran Ahmussunnah
Wal-Jama’ah. Walaupun mereka teribat dalam Perang Jamal dan Perang Shiffin,
pasukan Islam yang bertikai tetap bernaung di bawah satu madzhab, itikad dan
kepentingan potitik aliran tersebut, yang mana sebuah madzhab yang diakui Nabi saw.
Kelebihan dari buku ini banyak terdapat
ayat-ayat suci Al-qur’an dan hadits sehingga dapat memperkuat
penjelasan-penjelasan berbagai peristiwa yang sebenarnya sehingga dapat
meluruskan sejarah Islam.
Kelemahan buku ini adalah bahasanya sulit
dipahami karena buku ini merupakan buku terjemahan dari buku yang berjudul
“Tahqiq Mawaqif Ash-Shahabah fi Al-Fitnah” karya Muhammad Mahzum. Oleh karena
itu, untuk dapat memahami isi buku ini perlu dibaca lebih dari satu kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar