Kamis, 21 April 2016

Persoalan Klasik Negeri

Oleh : Windah Mujaharoh ( Siput Senja )

Hari demi hari, di mana kami terbendung oleh teriknya cahaya panas di siang hari
Kami diterka oleh panasnya kemelut jiwa
Tentang sebuah persoalan klasik negeri
Tantang sebuah api yang membara memakan panasnya jiwa
Kami menoleh diantara dedaunan yang rontok makin terkikis

Semakin membakar dan semakin panas
Membakar jiwa yang semakin mendidih
Seakan darah yang semakin merangkak naik di penghujung ubun
Setelah ini apa yang akan kalian perbuat ?
Kami lelah, bosan...
Dengan tingkah kalian, hai sang tikus berdasi
Negeri seolah diombang-ambing
Semakin membakar jiwa kami
Yang terus menerus dibakar api persoalan klasik negeri
Kau terus rampas hak kami
Kau korbankan kami
Rakyat kecil yang hari demi hari semakin terpuruk
Bersama dedaunan kering yang semakin hari semakin rontok
Terbawa hembusan angin seolah menggebu-gebu bak ditelan badai

Pemalang, 23 Maret 2015
telah terbit di Majalah Al Mizan Edisi ke XXI Tahun 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar